Muhasabah akhir ramadhan

Sudah menjelang detik-detik Lebaran, jujur aku benar-benar HOMESICK, aku rindu rumah, terutama aku rindu dengan kedua orang tua ku.. sudah setengah tahun semenjak januari lalu aku bertemu dengan kedua orang tua ku. Aku bersyukur tahun ini kedua orang tuaku bisa berlebaran di Palembang, Alhamduliilah lebaran tahun ini tidak seperti tahun kemarin, aku sangat terharu benar-benar terharu apabila mengingat lebaran tahun kemarin yang penuh dengan kesedihan, dimana  kami sekeluarga tidak punya apa-apa untuk berlebaran, untung ada seorang paman, yang bukan dari keluarga kami, dia memberi kami uang dan menyuruh kami untuk membeli daging, sakit sekali rasanya mengetahui bahwa kami benar-benar miskin, ayah yang saat itu sedang sakit, ibu yang dipecat dari pekerjaaanya dan kakak yang saat itu baru lulus kuliah dan masih menganggur, sakit sekali rasanya dikasihani seperti itu, satu hal yang sangat aku ingat, untuk makan cake pun kami harus kerumah saudara, jujur saat itu aku ingin sekali makan kue blackforest yang mereka sajikan, saat itu aku cicipi 1 buah kue rainbow, rasanya enak sekali, tapi tau sendiri dirumah orang aku tidak bisa sepuas-puasnya makan kue tersebut. Aku cuman bisa menelan ludah sendiri melihatnya, sedih sekali saat ada pejabat yang datang kami disuruh untuk menyingkir... Sakit sekali diperlakukan tidak adil seperti itu. Beberapa tahun ini sudah beberapa kali keluarga kami dicoba, dari kelakuan kakak ku yang memarahi nenek ku sehingga aib keluarga kami diceritakan ke kami, trus, saat kami tak punya uang untuk kakak aku berwisuda, lalu upaya ibu mencari uang 500rb untuk uang SPP kuliah aku, lalu kami dicoba lagi dengan sakitnya ayah aku yang saat itu terkena stroke, dan masih banyak lagi.. Jujur aku sedih sekali mengalami masa-masa sulit itu, semoa orang hanya tau kami keluarga mampu, tapi mereka tidak tau bagaimana keluarga kami, tinggal digubuk, bekerja dari pagi sampai magrib demi 20rb. berat sekali perjuangan ibu dan ayahku, belum lagi cobaan fitnah yang sering ditujukan kedua orang tuaku. Apakah mereka tau betapa sakitnya aku mendengar fitnah-fitnah tersebut? apakah mereka tidak memiliki perasaan sehingga mereka melakukan itu.. tahun-tahun yang berat untuk kami sekeluarga, tapi aku bersyukur Allah memberikan cobaan tersebut kepada aku, aku sekarang, aku sekarang bisa mengambil hikmah dari semua yang telah terjadi, aku sekarang lebih sabar, lebih menghargai kehidupan, dan menjadi manusia yang lebih baik lagi..aku akui Allah benar-benar sayang dengan aku, aku sekarang belajar untuk memahami kehidupan, memahami maksud dari segala kejadian, satu hal yang sangat aku percayai, tidak ada suatu apapun yang sia-sia didunia ini, mungkin banyak kesalahan yang telah aku lakukan, tapi satu hal yang pasti apapun yang diberikan oleh Allah, baik itu buruk atau tidak semua karena Allah sayang dengan aku. Dan sekarang aku mencintai segala yang aku milik dan aku jalani hanya satu, yakni hanya karena Allah SWT, betapa nikmat yang dia berikan kepaku sungguh luar biasa..

Comments